Joki Tugas Kolektif, Wajar Bagi Mahasiswa
Penulis: Aurelia Felicia

Ilustrasi pengerjaan tugas kelompok (Foto: Freepik).
“Ternyata isinya anak malam itu joki semua,” ujar Rara (nama samaran) ketika menceritakan alasannya terdorong untuk menggunakan joki tugas kuliah.
Menekuni akuntansi di salah satu universitas swasta Tangerang sekaligus bekerja sebagai financial accountant menyita banyak waktu Rara dan membuatnya kewalahan. Di saat itulah Ia dikenalkan dengan jasa joki tugas lewat seorang teman.
“Mereka akhirnya ngejelasin kalo emang mereka suka joki. Nah, dari situlah gue ngejoki,” jelasnya.
Sejak itu, Rara dan teman sekelasnya kerap menggunakan jasa joki tugas secara kolektif. Tindakan ini mereka lakukan karena jurusan akuntansi termasuk jurusan eksak, yang hanya bermain di angka sehingga wajar apabila jawaban dari tiap mahasiswa sama.
Celah ini dimaksimalkan oleh Rara dengan menggunakan joki untuk tugasnya di setiap saat. Setelah mengenal joki tugas, mahasiswa semester lima ini semakin mengesampingkan kewajibannya sebagai mahasiswa untuk mengerjakan tugas.
Fenomena joki kolektif ini semakin menjadi karena dosen yang abai. Rara menjelaskan bahwa beberapa dosen di kampusnya mengetahui tindakan mahasiswanya yang tidak jujur, tetapi dibiarkan tanpa hukuman tegas. Alhasil, Rara menganggap fenomena joki kolektif ini wajar dilakukan mahasiswa, khususnya kelas malam.
“Maksudnya dari dosen pun udah tau sih kita saling nyontek-nyontekan gitu. Mangkanya kadang ada beberapa dosen yang nyuruh tulis tangan biar walaupun nyontek, lu tau apa yang lu tulis, isinya, bukan yang copy paste doang,” jelasnya.
Biaya yang dikeluarkan Rara untuk joki pun bervariasi, tergantung berapa banyak temannya yang ikut menggunakan joki. Biasanya, mereka merogoh kocek sekitar 35 hingga 50 ribu untuk satu tugas yang kemudian dibagi rata per orang.
Meski mengaku rugi karena kehilangan banyak ilmu dan mengeluarkan uang terus menerus, Rara tetap memilih menggunakan joki demi nilai yang baik.
“Itu gua akuin bener-bener lu (kalau memakai joki) kayak kehilangan banyak opportunity ilmu. Itu nomor satu yang paling menohok gue. Yang kedua, duitlah. Keluarin duit gila buat ngejoki 35 ribu. Sisi positifnya (menggunakan joki), lu gak usah capek, gak usah mikirin tugas, tinggal selesai. Beres. Tidur,” tutupnya.